
Sejarah Singkat Komunitas Sumenep
Pada tgl 15 pebruari 1937, Mgr.A.J.E.Albers O.carm mendapat kabar gembira dari Rm.Cyprianus Verbeek O.Carm (alm) procurator Misi di Nederland. bahwa suster-sueter dari Konggregasi “Drah Mulia” dib eek en Donk (Arle Rixtel) akari berkarya di Madura dengan tenaga sebanyak 5 Suster 4 suster langsung terjun ke bidang pendidikan dan 1 suster menjadi pengurus rumah tangga susteran. Maksud semula untuk berkarya di Pamekasan dibatalkan dan mereka berkarya di Sumenep dengan tempat tinggalnya di Moncol (Sumenep) sampai dengan tahun 1940. Pada tahun 1940 karena tempat di Moncol sudah tidak memungkinkan lagi maka para suster ini berpindah ke Pabean (tempat SusteranTimug Timur sekarang ini). Tanggal 20 juni 1941 ijin untuk membangun sekolah dengan 8 kelas keluar dan tanggal 2 peruari 1942 pembangunan gedung sekolah ini selesai dan diberkati namun tepat seminggu kemudian yakni tanggal 9 Pebruari 1942 secara resmi sekolah ini ditutup oleh Mgr.A.J.E Albers O.Carm karena keadaan perang (Jepang masuk). Pastor N.Ten Kroode O.Carm serta para Pastor terpaksa mengungsi ke Jawa pada tanggal 11 Februari 1942. Dengan demikian tibalah pula masa suram pendidikan di Sumenep karena keadaan perang, Selama masa perang gedung-gedung kompleks misi di Sumenep (Pastoran dan Susteran) mengalami banyak kerusakan, karena dipakai oleh tentara Jepang. Semua perabot rumah hilang dan dicuri.
Setelah Jepang menyerah pada tahun 1945, kompleks misi dijadikan tempat perlindungan bagi para wanita bangsa Eropa sampai juli 1946 barulah kompleks misi ini dapat dibersihkan kembali. Pada tahun 1950 para suster konggregasi “Darah Mulia” mulai kembali ke Sumenep perhatian terhadap sekolah mulai meningkat jumlah murid makin bertambah. Pada tahun 1957 oleh Mer.A.J.E. Albers O.Carm disiapkan untuk mendirikan SMAK di Sumenep karena di Pamekasan kurang mendapat minat dari masyarakat Pamekasan sedangkan SMPK sudah didirikan sejak tanggal 1 Agustus 1954 sebagai kepala sekolah adalah Sr. Wilfriede (Konggregasi “Darah Mulia”) SMPK ini berkembang sampai sekarang ini sedangkan SMAK sudah di tutup sejak tanggal 1 Januari 1974 oleh Yayasan karyanya di Sumenep. Mereka harus kembali ke Nederland, karena mereka tidak mendapatkan calon suster untuk biaranya artinya mereka tidak mempunyai harapan perkembangan konggregasinya di Sumenep. Maklumlah pada waktu itu konggregasi ini (Darah Mulia) hanya mempunyai satu biara di Indonesia yaitu di Sumenep. Hal ini dipercepat dengan peraturan pemerintah yang menetapkan bahwa warga Negara asing dilarang mengajar di Sekolah-sekolah, sejak tanggal 1 Agustus 1959 SRK dan Susteran diambil alih oleh “SUSTER-SUSTER SANG TIMUR” PIJ dari Pasurusn. Tanggal 16 agustus 1959 Sr. Johana Pia PII (kepala sekolah SRK) dan Sr.Ignatio PIJ (untuk urusan rumah tangga susteran) datang. Dengan(Darah Mulia) hanya mempunyai satu biara di Indonesia yaitu di Sumenep. Dengan demikian berakhirlah sudah karya para suster dari Konggregasi Darah Mulia yang sudah sangat berjasa bagi perkembangan karya Gereja dan umat di Sumenep. Tanggal 15 Desember 1959 didirikan Biara Sang Timur di Sumenep dengan karya di bidang pendidikan TKK, SDK dan pastoran. Awal Tahun 1970 suster-suster Sang Timur mulai giat melayani rakyat kecil yang datang berobat kecil-kecilan di pendopo susteran (kamar tamu bagian dalam) setiap pagi-sore). Rupanya cukup banyak yang datang berobat sehingga juga mulai dipikirkan untuk membangun ruangan atau rumah untuk poliklinik sendiri.
Tanggal 12 Agustus tahun 1972 “POLIKLINIK SANG TIMUR dapat diberkati dan dibuka secara resmi pada pkl. 13.00 WIB yang dihadiri oleh Sr.Redemptora, PIJ (Provinsial Sang Timur Indonesia) dari Malang, hadir juga Bapak Bupati dan beberapa instansi lainnya. Poliklinik ini cepat dan pesat berkembang, sangat maju karena sekarang mempunyai nama baru di kabupaten Sumenep khususnya dan di pulau Madura umumnya. Hingga saat ini poliklinik ini tetap diminati oleh banyak orang baik dari kota maupun pulau-pulau yang jauh. Para pasien yang dating berobat di poliklinik mengalami penyembuhan lahir dan batın karena pelavanan para Suster dan Dokter serta perawat karyawan I yang dengan ramah dan penuh cinta melayani mereka yang membutuhkan. Hingga saat ini poliklinik ini tetap diminati oleh banyak orang baik dari kota maupun pulau-pulau yang jauh. Para pasien yang dating berobat di poliklinik mengalami penyembuhan lahir dan batin karena pelavanan para Suster dan Dokter serta perawat karyawan/I yang dengan ramah dan penuh cinta melayani mereka yang dating berobat. Karya pendidikan TK dan SD juga masih diminati oleh masyarakat Sumenep baik yang Katolik maupun non Katolik dan berbagai suku ras dan budaya hingga kini para suster guru dan karvawan dengan penuh dedikasi, semangat pelayanan vang besar, ramah, penuh kasih dan persaudaraan melayani anak-anak didik dan para wali murid yang mempercayakan putra-putrinya pendidikan Sang Timur di Sumenep pulau Madura ini. Para alumni Sang Timur dan pemerhati karya pendidikan ini terus berupaya dengan berbagai cara untuk mempertahankan pada karya pendidikan Sang Timur di Sumenep.