Komunitas PIJ Semarang ( 28 Agustus 1989)

Sejarah Singkat Komunitas PIJ Semarang

Proyek pembangunan perumahan dengan fasilitas KPR BTN ataupun lembaga kredit yang lain pada tahun 1985 mulai tumbuh  pesat seiring dengan pertumbuhan penduduk Semarang. Daerah belahan Semarang bagian timur diprogramkan pemerintah kota Semarang menjadi  daerah perumahan  dan bu­kan untuk daerah industri. Salah satunya adalah  PT Kekancan Mukti yang memiliki areal cukup luas di Kelurahan Pedurungan Tengah dan Kelurahan Telogo Mulyo yang akan menjadi kompleks pe­ruma­h­an dengan nama Kompleks Kekancan Mukti. Rencana  akan dibangun 1000 rumah dengan penyediaan lahan fasilitas untuk sekolah TK maupun SD, masjid, gereja, dan lapangan olah raga.

Tokoh umat setempat yaitu Bapak Drs. J. Murniyanto, dan Bapak F.Sutrisno (pamong Wilayah D/IX Timur Kanal), berunding untuk menghadirkan Sekolah Katolik di kawasan ini, mengingat umat yang ada di kompleks cukup banyak. Rata-rata penghuni Kompleks Kekan­can Mukti sebagian besar keluarga muda yang keduanya bekerja, maka kalau ada sekolah Katolik pasti akan sangat membantu. Gereja Santo Familia Atmodirono juga melakukan pemekaran dengan membangun gereja di  Sendangguwo, karena umat Katolik di bagian timur Semarang makin bertambah banyak.

Bapak Drs. J. Murniyanto tanggal 30 September 1985 menulis surat ke beberapa Yayasan Sekolah Kato­lik untuk menawarkan kehadiran sekolah Katolik di Kompleks perumahan Kekancan Mukti, yaitu : Kongregasi Suster Sang Timur di Malang, Yayasan Kanisius di Semarang, Kongregasi Suster OSF di Semarang dan Yayasan Pangudi Luhur di Semarang. Kongregasi Sang Timur menerima tawaran dan membeli tanah seluas 4.000 meter dengan harga Rp 7.500/meter setelah mendengar pertimbangan Romo G. Oosthout SJ.

Provinsial Suster  Sang Timur, Sr. Carmeliati PIJ di Malang merespons dengan surat tertanggal 9 Oktober 1985  bahwa akan mengadakan kunjungan  ke Semarang. Kontak melalui telepon, surat  dan kunjungan ke Semarang berlangsung berkali-kali mulai Oktober 1985 – Desember 1987. Provin­sial menugaskan Bapak Drs.J. Murniyanto sebagai mediator untuk membuka pembicaraan awal dengan PT Kekancan Mukti, Romo Paroki Atmodirono Romo Ig.Wignyosumarto MSF, Ketua Majelis Pendidikan Katolik Semarang Bapak Robby HS, Ketua BKS Semarang Bruder Antherus FIC dan Pimpinan Yayasan Kanisius Romo G. Oosthouts SJ.

Dewan Provinsi Sr. Anita PIJ, Sr. Yohani PIJ, dan Sr. Goretti PIJ, serta Ketua Yayasan Karya Sang Timur Sr. Inigo PIJ melakukan kunjungan ke lokasi perumahan Kekancan Mukti. Mereka juga mengunjungi Romo Paroki Atmodirono dan PT Kekancan Mukti.

Desember 1986, Kongregasi Suster Sang Timur membeli lagi tanah seluas 3.000 meter seharga Rp.15.000 per meter. Awal tahun 1987, para Suster Sang Timur mulai berkarya di Semarang dengan mengontrak rumah di Kompleks Kekancan Mukti Jalan Wanara Raya no 759. Suster pertama yang tinggal di rumah ini adalah : Sr. Serafien PIJ, Sr. Rafael PIJ,  Sr. Cresensia PIJ, dan Sr. Yohana PIJ.

                                           

Sementara Sr. Serafien PIJ memulai proses pendirian TK Sang Timur untuk tahun ajaran 1987/1988, sosialisasi dan informasi dilakukan  dilingkungan / wilayah Kekancan Mukti dan sekitarnya.

Pendaftaran murid baru bertempat di rumah Bapak Drs. J.Murniyanto, sedangkan wawancara dengan wali murid dilaksanakan oleh Sr. Serafien PIJ dibantu Sr. Paulin PIJ yang datang dari Yogyakarta.

Bapak Drs.J. Murniyanto sebagai tokoh umat, tanggal 1 Juni 1987 membuat surat kepada Lurah Tlogomulyo memberitahukan untuk membuka TK Sang Timur mendahului berdirinya Sekolah Dasar. Pada waktu yang sama Bapak Ketua RW V, pegawai PGRI dan Kepala Sekolah SMP Negeri, juga memproses membuka sekolah TK di jalan Turangga.

Bapak F.Soetrisno, ketua Wilayah D yang membawahi Kompleks Kekancan Mukti membuat surat 10 Juni 1987 ke Yayasan Karya Sang Timur, menyatakan bahwa sekolah Katolik perlu ada di komplek  Kekancan Mukti. Hal ini dilakukan untuk mendukung proses perijinan di Depdikbud dan instansi lain. Bapak Drs.J. Murniyanto selaku ketua RT 05, 22 Juni 1987 juga membuat surat ke Camat dan Ka Kandep Dikbud Genuk yang isinya warga sekitar tidak berkeberatan dengan dibangunnya Sekolah TK dan SD Sang Timur di wilayah RT 05 atas permintaan Bapak Lurah Tlogomulyo dan Camat Genuk.

Penerimaan Siswa Baru (PSB) ditangani oleh Bapak Drs.J.Murniyanto sebelum Sr. Serafien PIJ, Sr. Rafael PIJ, Sr. Yohana PIJ, dan Sr. Crisensia PIJ menetap di Semarang. TK Sang Timur mulai dibuka dengan jumlah murid 20 anak. Guru pertama Ibu Katharina dengan menggunakan rumah Jl. Wanara Mukti II/765 dan diteruskan di jalan Taman Turangga No. 956 yang dikontrak dari PT Kekancan Mukti. Bapak Drs.J. Murniyanto dan wali murid ikut serta mendukung ke­lancaran perpindahan. Murid yang mengikuti pembelajaran secara efektif berkurang menjadi 16 anak. Jumlah murid mengalami penurunan lagi menjadi 13 saja karena adanya informasi di seputar komplek  tentang adanya kristenisasi. Akhirnya murid angkatan pertama berjumlah 17 anak.

Sr. Serafien PIJ, Sr. Rafael PIJ dan Bapak Drs.J.Murniyanto tanggal 27 Agustus 1987 ke Kan­tor Kandep Dikbud Kecamatan Genuk untuk mengambil surat yang harus diserahkan ke Kantor Dep­dik­nas Kodya Semarang. Surat tersebut diterima dari Bapak Eddy (alm) sebagai sekretaris Kandep Dik­bud baik secara terbuka maupun tertutup. Mereka tidak jadi ke Kantor Depdiknas Kodya Semarang tetapi ke Kantor Majelis Pendidikan Katolik ( MPK) Semarang karena ternyata isi surat menyatakan bahwa Yayasan Karya Sang Timur tidak diperkenankan mendirikan sekolah di Perumahan Kekancan Mukti dan dianjurkan untuk mencari tempat lain. Surat itu langsung ditahan oleh MPK. Ketua MPK saat itu Romo Markus Wanadi SJ sedangkan pengurus MPK yaitu Br. Martin FIC.

        Sr. Serafien PIJ tidak putus asa walaupun mengalami hambatan. Berkat bantuan Br. Martin FIC dan Bapak Wito mantan Ka Kanwil, mengulang proses perijinan pendirian Sekolah. Sekalipun demikian kelas permulaan tetap jalan sambil mengadakan pendekatan terus yang dilakukan oleh Sr. Serafien PIJ ke jajaran Depdikbud. Umat juga terlibat dengan berdoa supaya semua urusan perijinan dapat berjalan lancar. Segala usaha mulai membuahkan hasil, Kepala Depdikbud Kodya Semarang Bapak Drs. Soewito Purbowiyoto akhirnya memberikan rekomendasi “tidak berkeberatan” atas berdirinya Sekolah Ta­man Kanak Kanak Katolik Sang Timur dengan surat no 1409/IO 3.33/I.88 tertanggal 13 Juni 1988.

5 Januari 1989 Yayasan Karya Sang Timur mengajukan permohonan ijin pendirian Sekolah SD Sang Timur. Depdikbud kantor Wilayah Propinsi Jawa Tengah melalui surat no 243/IO3.g/R/89 memberikan rekomendasi ke Depdikbud Kodya Semarang untuk menerbitkan ijin setelah Yayasan Karya Sang Timur dapat melengkapi sejumlah persyaratan yang diperlukan. Sekolah Dasar Katolik Sang Timur tanggal 17 Juli 1989 mulai secara resmi dengan murid lulusan TKK Sang Timur dan murid baru yang jumlahnya kurang lebih dari 20 Orang. Gedung SD dalam pembangunan maka anak-anak SD menggunakan ruangan TKK Sang Timur. Gedung baru TKK Sang Timur di Jl. Wanara Timur Raya 1 diberkati tanggal 15 Agustus 1989 oleh Romo Pranoto Suryo MSF.

Tanggal 28 Agustus 1989 dilaksanakan pemberkatan rumah Biara Sang Timur Semarang oleh Bapak Kardinal Julius Darmaatmaja SJ selaku Uskup Agung Semarang. Pemberkatan dipersiapkan oleh umat lingkungan, wali murid, tetangga dan para sahabat dari paroki lain. Mereka membentuk Panitia Pemberkatan. Acara pemberkatan dilaksanakan pada sore hari. Misa berlangsung dengan khidmat dilanjutkan ramah tamah.

Biara Sang Timur Semarang (2007)

Sekolah TK dan SD Sang Timur pembangunannya dibantu arsitek Bapak Ir. Sunarto, orang tua murid. Beliau mendesain bangunan sekolah tanpa mengharapkan imbalan apapun. Bapak Yutata Raharja menyediakan lahan dan Bapak Lo Gwan membantu lancarnya pembangunan.

Sekolah Sang Timur berkembang pesat. Banyak siswa tidak hanya berasal dari kompleks Kekancan Mukti tetapi juga dari kompleks perumahan yang cukup jauh seperti Pucang Gading, Plamongan Hijau maupun Perumnas Telogosari, juga dari tengah kota yang berjarak 10 km dari lokasi sekolah. Toleransi hidup beragama makin meningkat sehingga sekolah Sang Timur diminati juga oleh semua agama.

Leave a Comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Scroll to Top