
Sejarah Komunitas Karang Tengah
Pada awal berdirinya Paroki Pinang Santa Bernadeth, Pastor Paroki P. Ludo Rekmans Cicm meminta suster Sang Timur (PIJ) dari komunitas Tomang untuk melayani pastoral di gereja Santa Bernadeth Pinang. Tiga suster diutus dalam pelayanan pastoral tersebut.
Tanggal 30 mei 1990 mulai dibuka komunitas Karang Tengah. Para suster tinggal di kontrakan keluarga Djonhar Syam Soeddin. Para suster tersebut Adalah Sr. Yosefa Beata PIJ, Sr. Clarawati PIJ, Sr.Redempta PIJ, Sr. Rosa dan Sr. Imelda dan beberapa karyawan dari Tomang. Tahun 1990 Uskup Leo Sukoto SJ memberikan ijin kepada para suster PIJ untuk membuka karya pendidikan di Karang Tengah. Pada mei 1990 mulai dibuka pendaftaran murid baru TK dan SD, TK mendapat murid 100 siswa, SD mendapat 59 siswa.
Pada tanggal 2 Juli 1990, Sr. Margriet PIJ, Sr. Benedikta PIJ, dan Sr. Angeline PIJ datang dari novisiat. Pada tanggal 13 Juli pembagian tugas pokok, Sr Margriet PIJ sebagai kepala TK, Sr. Marsella PIJ sebagai kepala SD, dan Sr. Benedikta PIJ sebagai guru agama TK, dan Sr. Angeline PIJ sebagai guru agama SD.
Sehubungan gedung gereja belum ada izin maka misa berpindah-pindah di Gedung keuangan dan di Ciledug indah. Tanggal 2 Februari 1991 biara Sang Timur yang terletak di kawasan perkampungan jalan Barata Pahala no.31 kemudian diubah menjadi jalan Barata Pahala no. 32. Sr. Yosefa Beata PIJ secara resmi membuka Biara Sang Timur dengan 4 anggota komunitas, Sr.Agnes PIJ sebagai pimpinan rumah, dengan anggota Sr. Bernarda PIJ, Sr. Marsella PIJ, dan Sr. Margriet PIJ.
Tanggal 16 Juli 1991 BSS (bangunan sekolah sementara) mulai digunakan. Pada tanggal 30 Oktober 1991 TK mendapatkan izin operasional. 19 Desember 1991 terbit ijin operasional SD. Para suster pindah dari kontrakan keluarga Choos Suraatmaja dengan anggota komunitas 7 suster. Pada tanggal 15 Agustus 1992 keluar ijin penggunaan BSS untuk ibadat pada hari sabtu dan minggu. Tanggal 1 Mei 1993 gedung SD diresmikan oleh Uskup Leo Soekoto SJ. Tanggal 29 Mei 1995 peresmian biara Karang Tengah dan sekolah SLB oleh Uskup Leo Soekoto tetapi kesehatannya kurang baik maka didelegasikan kepada pastor paroki Romo Gilbert Keirsbiek Cicm, Romo Stok Cicm, dan Romo Binseler SJ.